Tolong Kami

Slide 1:

Keadaan begitu sepi, gelap, seperti malam. Di tengah-tengah panggung terdapat dupa yang dibakar. Kepulan asap menambah suasana panggung, semakin terlihat akan mistisnya. Beberapa sudut panggung berhiaskan sebuah tahta kedudukan.

Slide 2:

20 orang memasuki panggung dengan gerakan yang abstrak. Gerakan yang melambangkan akan ketabahan, dan kekuatan menghadang cobaan yang menerpa. Kesemuanya berpakaian hitam dan putih. Mereka terus mengelilingi panggung dengan gesture seperti mereka masuk. Kemudian mereka berputar, dan mengikat antara satu dengan yang lainnya. Sampai akhirnya membentuk sebuah lingkaran (Lingkaran yang ditengah-tengahnya diberi jalan masuk).

Slide 3:

Seorang perempuan tua datang dengan jalannya, yang terlihat begitu lemas. Dengan pakaian sedikit kusut, dia membawa buntelan sarung di pundaknya. Lalu terdiam, mencoba mengamati sekumpulan orang yang melingkari sebuah meja. Sesekali ia mencoba maju selangkah, namun sayangnya terpental.

Lalu datang seorang dengan penampilan seperti pejabat. Wajahnya terlihat angkuh, dengan teganya menendang sang tua. Sampai ia terjatuh di hadapannya. Tidak lama setelah itu, dia masuk ke dalam lingkaran dan menggerakan tanggannya ke atas. Setelah tangan si pejabat diturunkan, semua yang melingkarinya bersujud kepadanya.

Sang kaya : Umurku bertambah, uang bertambah, kekayaan bertambah. Siapa yang mau   umur datang kesini, yang mau uang datang kesini, yang mau kaya datang kesini. Ha ha ha (sambil menebar uang ke segala penjuru).

Sang tua : Bedebah kau wahai penebar umur! Uangmu bukan milikmu pecundang!

Sang kaya : eits!!! (berjalan mendekati sang tua) tahu apa kau tentang uang???

Hidupmu hanya bermodalkan sampah dan buntelan bau itu. (Mendekati sang tua dan mengambil bendolannya) apa ini??? (membuangnya) ha ha ha.

Sang tua : Bedebah kau!!!

Sang kaya : Apa??? Siapa yang bedebah???

Keadaan panggung diam, tanpa suara.

Miskin 1 : Kau (berteriak dengan kencang)

Sang kaya : Siapa disana? Siapa? (ketakutan) Arrggh (masih dalam keadaan yang ketakutan).

Slide 4 :

2 orang dengan pakaian yang lusuh, memasuki panggung dari arah yang berbeda. Masing-masing  membawa buntelan yang berbeda ukurannya. (Salah satu membawa buntel kecil, dan yang satunya membawa buntel yang besar).

Miskin 1 : Untuk apa kau banggakan hari ini, kalau hanya harta kekayaan yang kau pamerkan? Tidaklah kau perhatikan aku??? Aku pahalamu, yang kau buat dari awal rengekanmu di dinding rahim ibumu.

Sang kaya : (menatap penuh ketakutan) Bukan!!! Kau bukan pahalaku! Menjauhlah dariku!!

Miskin 2 : Apa kau tidak malu, dengan rakyat yang takluk padamu? Lalu, untuk apa kau titipkan tumpukan dosamu padaku? Untuk apa?

Sang kaya : Kaulah pahalaku, mari mendekatlah kepadaku. (tatapannya memohon).

Slide 5 :

Sekumpulan orang yang tadi, berkumpul membentuk lingkaran. Kini, perlahan terpisah. Lalu, 10 orang berpakaian hitam. Perlahan maju dengan gerakan yang abstrak. Mendekati sang kaya, lalu mengerumuninya.

Sang kaya : Jangan kau bawa aku. Kalian rakyatku! Turunkan aku! Akan kubagikan semua harta kekayaanku. Aku berjanji! Turunkan aku!

10 orang berbaju hitam seakan tidak mendengar apa yang dikatakan oleh sang kaya. Perlahan tubuh sang kaya diangkat dan dibawa, layaknya orang mati. Lalu, dengan gerakan abstrak, 10 orang berbaju putih berjalan keluar panggung dengan gaya yang sama.

Tamat

comment 0 comments:

Posting Komentar

.:( Komentar dari Pembaca Saya Tunggu ):.

 
© 2010 Catatan Mahameru Nugraha is proudly powered by Go! Blog
Inspirasi hidup yang membawaku bisa seperti ini. Life will find a way.