Merdeka atau Mati

Sebatang kretek kuhisap
Kukepulkan asap putihnya ke depan
Biar nikotine dan tar menyatu bersama oksigen
Toh, sekarang Indonesia
sudah tidak membutuhkan oksigen lagi
Masyarakatnya sudah terbiasa bernafas dengan polusi
Mobil-mobil mewah kini sudah dilapisi AC di dalamnya
Yang kaya makin asyik menabung karbondioksida
Sedangkan si miskin masih engap dengan bau limbah

Sebotol air minum kuteguk
Kubuang botol plastiknya ke depan
Biar gundukan sampah menyatu bersama debu
Toh, sekarang Indonesia
sudah bisa sulap
Gundukan sampah itu juga tak lama akan menjadi gedung pencakar langit
Hasil kreatifitas orang-orang tak mampu kini tidak terpakai
Bahkan dipaksa untuk menghancurkan kreatifitas mereka
Mana bukti kalau Jakarta adalah kota metropolitan
Sampai saat ini orang pinggiran masih duduk termenung
Menanti tanah yang siap untuk dibangun
Lihat!!
Perhatikan!!
Apa ada tanah lapang di Jakarta sekarang?
Apa ada perumahan khusus masyarakat pinggiran?

Sudah capek burung garuda yang kau gantungkan di tembok-tembok sekolah itu
Sayapnya sudah tidak seimbang lagi,
membawa kain bertuliskan ‘BHINEKA TUNGGAL IKA’

Kitab undang-undang yang kau bacakan setiap upacara itu sudah merintih
Dia menyesal menjadi kalimat-kalimat penyatu
Di tengah masyarakat yang kian membatu

Sampai kapan bangsaku ini akan pede
Kalau label ‘Indonesia poenya’ malah dibilang kampungan
Sampai kapan anak cucu kita diajarkan kata ‘jijik’ pada makanan khas
Lalu, mau kita kemanakan budaya dan ciri khas masakan tiap daerah?
Malu, kalau bahasa kita dibilang hasil copy
Jatuh harga diri bangsa, kalau kebudayaan dibilang mencuri

Negara kita sudah tua
Bukan lagi anak kecil yang harus ditegur
Bukan juga ABG yang mesti diarahkan
Enam puluh tahun lebih Indonesia maju dengan budaya
Tapi, lihat!!
Enam puluh tahun lebih perjuangan bisa hancur dengan pakaian dan kosmetik

Aku di sini berteriak lantang
Agar Indonesia tidak hanya bisa tiup lilin kemerdekaan
Aku di sini berteriak lantang
Agar kita bisa bersama menegakkan kepala ke depan
Bersama meneriakan kata
MERDEKA ATAU MATI…

Nasr City, Kairo

comment 1 comments:

cahaya Liza on 27 Juni 2010 pukul 21.45 mengatakan...

andaii ajh pak presiden baca karya_karya mahameru nugraha yang reLa menuliskan kata demi kata buad negri yang makin ga karuan...
andai ada pemerintah ada yang meluangkan sedikit waktunya buad baca karya seni yang begitu menggugah....
andai semua orang indonesia bisa memikirkan da mengamati negaranya seperti nur prasetia nugraha...
semua hanya andai...andai prass.... w suka karya luh...

Posting Komentar

.:( Komentar dari Pembaca Saya Tunggu ):.

 
© 2010 Catatan Mahameru Nugraha is proudly powered by Go! Blog
Inspirasi hidup yang membawaku bisa seperti ini. Life will find a way.